Bika Ambon adalah kue tradisional khas Medan. Kue ini terbuat dari bahan-bahan seperti tepung tapioka,telur,gula, dan santan.
Bika ambon dimasak selama 12 jam.agar dapat bertahan dalam kondisi terbaik dan sesuai apa yang di inginkan selama ekpat hari karena setelah kue tersebut mulai mengeras. Kue basah ini biasanya memiliki jaring-jaring pada bagian dalam.
Bika ambon juga di jual dengan berbagai macam rasa,seperti pandan, coklat ,keju , dan lain-lain.

Sejarah 

Versi pertama : Menurut penjelasan M Muhar Omtatok, seorang budayawan dan sejarawan,kue bika ambon terilmiah dimodifikasi dengan baha pengembang berupa nira hingga berongga dan berbeda dari kue bika asalanya. Selanjutnya, M Muhar Omtatok menyebutkan bahwa kue ini disebut bika ambon karena pertama kali dijual dan populer di simpang JL.Ambon-Sei kera medan.

Versi Kedua : Kata “Ambon” dalam bika ambon adalah akronim dari Amplas Kebon sebagai orang medan suka menyingkat kata . Kisahnya : Pada jama belanda , para imigran yang tinggal di Daerah Amplas sisi timur sungai – disebut Amplas Kebon – membuat kue bikang kemudia dijual ke kota Medan dan selanjutnya menjadi poluler karena di minati warga Belanda dan Tionghoa kala itu.

Pada tanggal 26 Agustus 1933, koran edisi Belanda, De locomotief, memampangkan iklan di Kota Semarang yang menyebutkan bikang ambon.^[2] Bikang ambon juga sudah dituliskan oleh koran yang sama pada tahun 1896 di Kwitang, Batavia –sekarang Jakarta– (De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 10-02-1896).

Bika ambon dikenal sebagai oleh-oleh khas Kota Medan, Sumatera Utara. Di Medan, Jalan Mojopahit di daerah Medan Petisah terdapat sedikitnya 30 toko yang menjual kue ini.^[3] Setiap toko di lokasi ini bisa menjual lebih dari 1.000 bungkus bika ambon perhari menjelang hari raya.^[3]

Pada tanggal 26 Agustus 1933, joran edisi Belanda, de locomotief,memampangkan iklan di kota semarang yang menyebutkan bikang ambon